Pembatasan pembelian solar, antrian di SPBU Ponorogo mengular



Antrian panjang pembeli solat mengular di beberapa SPBU di Kabupaten Ponorogo, khususnya yang berada di kawasan pinggiran. Para petani dengan jurigen di tangan rela antre berjam-jam demi mendapatkan BBM jenis solat tersebut.
Antrian panjang in dipicu karena adanya pembatasan pembelian bahan bakar solar. Hal ini semakin menyusahkan petani yang saat ini memasuki musim tanam, mereka harus rela susah payah mendapatkan solar. Sebab tanpa solar, maka mesin penyedot  air tidak bisa bekerja, sehingga sawah dan ladang tidak bisa terairi.
“Sejak jam 5 pagi saya antre, dan baru dapat jam 11, itu pun dibatasi hanya bisa membeli Rp 100 ribu,” ujar Hartono, seorang petani asal Desa Nongkodono, Kecamatan Jambon, yang mengantri di SPBU Nongkodono, Ponorogo, Rabu (06/08/2014).
Beberapa SPBU sudah dijajalnya  dan semua ternyata antre, dengan pembelian terbatas.
“Pas musim tanam solar langka, padahal ini waktunya tanam jagung, ya terpaksa berburu solar kesana kemari,” ujarnya.
Pembelian solar dengan jurigen tampak di mana-mana, tak hanya di SPBU Jl.Trunojoyo Tambakbayan. Di SPBU yang berbatasan dengan Kecamatan Sukorejo ini, malah hanya memberikan jatah 10 liter solar per orang.
Di SPBU ini, untuk membagi antara pembelian jurigen dengan kendaraan roda empat, sengaja ditempel tulisan pada mesin dispencer solar di SPBU tersebut,” maaf  dibagi dengan kendaraan”.
Pembatasan hanya 10 liter maksimal per orang, kata petugas SPBU tersebut, dilakukan sejak Selasa (05/08/2014) kemarin. Dan hal itu akan dilakukan sampai stok solar dalam SPBU itu habis.
“Maksimal 10 liter, dan akan ditutup kalau sudah habis, jadi mungkin tidak sampai sore. Kalau tidak dibatasi 10 liter, mungkin sudah habis sejak pagi tadi,” ujar pria berseragam oranye merah itu.@arso
Sumber Berita : LENSAINDONESIA.COM

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama