Pendidikan Kepramukaan di Indonesia merupakan salah
satu segi pendidikan nasional yang penting, yang merupakan bagian dari sejarah
perjuangan bangsa Indonesia. Untuk itu perlu diketahui sejarah perkembangan
Kepramukaan di Indonesia. Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan non-formal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Kata "Pramuka" merupakan singkatan dari Praja Muda Karana,
yang memiliki arti Rakyat Muda yang Suka Berkarya. "Pramuka"
merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka,
yang meliputi; Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka
Penegak dan Pramuka
Pandega. Kelompok anggota yang lain
yaitu Pembina Pramuka, Andalan
Pramuka, Korps Pelatih Pramuka, Pamong
Saka Pramuka, Staf Kwartir dan Majelis
Pembimbing Pramuka. Sedangkan yang
dimaksud "Kepramukaan" adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat,
teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar
Kepramukaan dan Metode Kepramukaan,
yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan
dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia.
Gerakan Pramuka atau Kepanduan di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1923 yang ditandai dengan didirikannya (Belanda) Nationale Padvinderij Organisatie
(NPO) di Bandung. Sedangkan di tahun yang sama, di Jakarta didirikan (Belanda) Jong
Indonesische Padvinderij Organisatie (JIPO). Kedua organisasi cikal bakal kepanduan di Indonesia ini meleburkan diri menjadi satu, bernama (Belanda)
Indonesische
Nationale Padvinderij Organisatie (INPO) di
Bandung pada tahun 1926. Pada tanggal 26 Oktober 2010, Dewan Perwakilan Rakyat
mengabsahkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka.
Berdasarkan UU ini, maka Pramuka bukan lagi satu-satunya organisasi yang boleh
menyelenggarakan pendidikan kepramukaan. Organisasi profesi juga diperbolehkan
untuk menyelenggarakan kegiatan
kepramukaan.
Tujuan dari Gerakan Pramuka untuk membentuk setiap
pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia,
berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai
luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa, dan memiliki
kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara
Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan
lingkungan hidup. Tujuan dari Gerakan Pramuka sejalan dengan fokus pendidikan
karakter yang menjadi program utama Kementerian Pendidikan Nasional.
Melihat dari tujuan dan landasan dari Pramuka itu
sendiri, kita dapat melihat bahwa pembentukan karakter pemuda dapat terjawab.
Berbagai media bisa digunakan untuk pendidikan karakter, namun melalui
Kepramukaan semua sudah dirangkum menjadi satu dalam pembentukan sebuah
karakter pemuda. Karena dalam Pramuka sudah menjawab pembentukkan karakter ini
melalui 10 pilar bernama Dasa Dharma, yaitu :
- Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
- Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
- Patriot yang sopan dan kesatria.
- Patuh dan suka bermusyawarah.
- Rela menolong dan tabah.
- Rajin, terampil dan gembira.
- Hemat, cermat dan bersahaja.
- Disiplin, berani dan setia.
- Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
- Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
Dalam menanamkan dan menumbuhkan karakter bangsa, di kepramukaan
mempergunakan 10 pilar yang menjadi kode kehormatan. Kode kehormatan
mempunyai makna suatu norma (aturan) yang menjadi ukuran kesadaran mengenai
akhlak yang tersimpan dalam hati yang menyadari harga dirinya, serta menjadi
standart tingkah laku pramuka di masyarakat.
Pendidikan karakter saat ini memang harus segera
dilakukan, mengingat perkembangan masyarakat yang berjalan. Karakter
budaya Indonesia yang sudah dikagumi bangsa lain jangan sampai pupus oleh
gesekan mental generasi muda yang lebih menyenangi budaya asing. Namun dengan
budaya asing yang masuk ke Indonesia justru menjadi motivasi untuk lebih
mencintai budaya bangsa sendiri. Untuk itu pendidikan karakter sudah tidak bisa
di tunda lagi. Pramuka telah menjawab bentuk dari pendidikan karakter pemuda
yaitu melalui tujuannya, landasannya dan juga melalui 10 pilar pokok yang
disebut dengan Dasa Dharma Pramuka. Pramuka mengandung segudang pendidikan
karakter baik teori maupun praktek. Melalui Dwi Satya dan Dwi Dharma, Tri Satya
dan Dasa Dharma, juga kegiatan berkemah, lomba tingkat, hiking dan lain
sebagainya merupakan wujud kongkrit proses pendidikan karakter pemuda. Sudah
semestinya Pramuka diajarkan ke Sekolah-sekolah. (Fire_M@n).
Posting Komentar