Jebolnya satu karet pelimpah Dam Sungkur yang tersisa
menyebabkan dam tersebut tak lagi dapat menampung air, hingga saat ini
belum juga teratasi.
Baik Dinas Pertanian maupun Dinas Pekerjaan Umum (DPU) belum memberikan solusi yang jelas.
Pihak Dinas Pertanian malah meminta kepada petani setempat untuk berkoordinasi dengan Unit Pelaksana Tehnis Dinas (UPTD) Pengairan setempat. Padahal langkah tersebut sudah lama dilakukan oleh petani setempat, namun belum mendapat jawaban.
Tak hanya itu, petani juga telah melaporkanya ke Dinas Pertanian dalam hal ini melalui petugas pertanian setempat namun juga belum menampakkan hasilnya.
Dinas pertanian terkesan meminta kepada para petani di 3 kecamatan berjuang sendiri.
Sementara kebutuhan air untuk ribuan hektar tanaman padi di puluhan desa yang berada di tiga kecamatan semakin mendesak. Jika dam tersebut tidak segera diperbaiki maka 1584 hektar tanaman padi yang pengairannya mengandalkan Dam Sungkur bisa terancam puso.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo, Harmanto mengungkapkan kerusakan Dam Sungkur di Desa Blembem, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo bukan ranahnya, melainkan tanggungjawab dari Dinas Pekerjaan Umum.
“Tupoksinya ada di Kabid Pengairan Dinas Pekerjaan Umum, Dinas pertanian hanya pengguna dari air tersebut,”ucap Harmanto.
Menurut Harmanto tidak etis jika dirinya melapor langsung ke Dinas PU karena sama -sama eselon dua. Seharusnya yang melaporkan langsung adalah petani.
Untuk itu Harmanto meminta petani berkoordinasi dengan UPTD pengairan di Jambon, baru selanjutnya disampaikan ke DPU.(wad/kanal-ponorogo.com)
Sumber Berita : http://kanal-ponorogo.com/jebolnya-karet-pelimpah-dam-sungkur-petani-harus-berjuang-sendiri/
Baik Dinas Pertanian maupun Dinas Pekerjaan Umum (DPU) belum memberikan solusi yang jelas.
Pihak Dinas Pertanian malah meminta kepada petani setempat untuk berkoordinasi dengan Unit Pelaksana Tehnis Dinas (UPTD) Pengairan setempat. Padahal langkah tersebut sudah lama dilakukan oleh petani setempat, namun belum mendapat jawaban.
Tak hanya itu, petani juga telah melaporkanya ke Dinas Pertanian dalam hal ini melalui petugas pertanian setempat namun juga belum menampakkan hasilnya.
Dinas pertanian terkesan meminta kepada para petani di 3 kecamatan berjuang sendiri.
Sementara kebutuhan air untuk ribuan hektar tanaman padi di puluhan desa yang berada di tiga kecamatan semakin mendesak. Jika dam tersebut tidak segera diperbaiki maka 1584 hektar tanaman padi yang pengairannya mengandalkan Dam Sungkur bisa terancam puso.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo, Harmanto mengungkapkan kerusakan Dam Sungkur di Desa Blembem, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo bukan ranahnya, melainkan tanggungjawab dari Dinas Pekerjaan Umum.
“Tupoksinya ada di Kabid Pengairan Dinas Pekerjaan Umum, Dinas pertanian hanya pengguna dari air tersebut,”ucap Harmanto.
Menurut Harmanto tidak etis jika dirinya melapor langsung ke Dinas PU karena sama -sama eselon dua. Seharusnya yang melaporkan langsung adalah petani.
Untuk itu Harmanto meminta petani berkoordinasi dengan UPTD pengairan di Jambon, baru selanjutnya disampaikan ke DPU.(wad/kanal-ponorogo.com)
Sumber Berita : http://kanal-ponorogo.com/jebolnya-karet-pelimpah-dam-sungkur-petani-harus-berjuang-sendiri/