PROGRAM SANITASI, Strategi Pendanaan Jatim Jadi Kiblat Nasional

Metode pembiayaan sistem sanitasi Jawa Timur digagas menjadi strategi percontohan nasional, setelah provinsi pimpinan Gubernur Soekarwo itu sukses membuka keran pendanaan perbankan senilai Rp24,7 miliar untuk akses air bersih masyarakat.

Menurut laporan resmi Sekdaprov Jatim yang dilansir Kamis (26/3), sehari pascapelaksanaan forum Aliansi Kabupaten Kota Peduli Sanitasi (AKKOPSI) di Bandung, strategi pembiayaan sanitasi melalui Bank UMKM Jatim akan diadopsi oleh Provinsi Jawa Barat dan lainnya.
Jatim sendiri adalah provinsi pertama di Indonesia yang menggandeng pihak ketiga (di luar APBN dan APBD) untuk pendanaan proyek sanitasi. Hingga Maret 2015, dana perbankan yang dikucurkan bagi program sanitasi Jatim mencapai hampir Rp25 miliar.
Dana itu mencakup Rp992 juta untuk Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum (Hippam), dan Rp22 juta untuk kredit sanitasi dan jamban keluarga,  Rp2,692 miliar untuk koperasi TKI purna, TKI, dan keluarga TKI, serta Rp21 miliar untuk kredit Gumuyu khususnya bagi kelompok Perempuan Mandiri Sumber Perubahan (Preman Super).
Melalui kerja sama dengan Bank UMKM Jatim, biaya pengerjaan proyek sanitasi diberi bunga rendah, yaitu 4% flatdan 10% non flat selama satu tahun. Bunga tersebut diklaim jauh lebih rendah dibandingkan dengan bank lain.
Gubernur Soekarwo dalam paparannya menjabarkan proyek penambahan sarana sanitasi air di provinsinya terus bertambah setiap tahun. Sumber pendanaan yang digunakan, selain dari pertalian dengan Bank UMKM Jatim, juga dari APBD Jatim dan APBN.
“Tahun lalu, biaya pembangunan fisik bantuan infrastruktur sektor air bersih di Jatim, dari APBN nilainya Rp151,65 miliar dan APBD Rp6,811 miliar. Salah satu hal yang belum terpikirkan oleh provinsi lain dalam hal sanitasi adalah melibatkan peran pihak lain.”
Dia menambahkan besaranya kucuran dana untuk sanitasi Jatim berbanding lurus dengan penambahan pembangunan keciptakaryaan. Pada 2013, progres pembangunan terkait air minum mencapai 60,51%, air limbah 59,94%, drainase 76,34%, dan persampahan 79,11%.
Pria yang akrab disapa Pakde Karwo itu mengatakan pada 2019 Pemprov Jatim menargetkan seluruh pembangunan di sektor-sektor tersebut dapat dituntaskan 100%. “Capaian tersebut diharapkan meningkat tiap tahun.”

Editor : Pamuji Tri Nastiti
Dilangsir dari : http://surabaya.bisnis.com

Post a Comment

أحدث أقدم