Rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) membuat sejumlah komoditas di pasaran mengalami kenaikan dratis.
Kondisi itu, seperti yang terjadi pada harga cabe rawit yang sebelumnya hanya seharga Rp 27.000 sampai Rp 30.000 per kilogram naik menjadi Rp 40.000 per kilogram.
Tidak hanya itu, kenaikan juga terjadi pada komoditas tomat dari sebelumnya seharga Rp 3.000 per kilogram naik menjadi Rp 5.000 per kilogram.
Dipastikan jika kenaikan BBM diumumkan secara resmi, maka bakal mengdongkrak harga kebutuhan pokok lainnya seperti beras, minyak goreng, dan sejumlah kebutuhan pokok lainnya.
Ini menyusul, BBM belum dinaikkan harga cabe rawit dan tomat sudah mengalami kenaikan lebih dahulu.
Kenaikan harga cabe dan tomat itu, salah satunya terjadi di pasar Songgolangit, Kabupaten Ponorogo.
Menurut seorang konsumen cabe rawit, sepekan lalu harga cabe rawit masih berkisar Rp 18.000 per kilogram, akan tetapi pertengahan pekan kemarin sudah naik menjadi Rp 27.000 hingga Rp 30.000 per kilogram.
"Sekarang sudah menjadi Rp 40.000 per kilogram. Kalau hanya gagal panen karena musim kemarau tak mungkin naiknya drastis, kami tetap menduga kenaikan besar harga cabe karena rencana kenaikan BBM itu," terang Sriatun (39) warga Pulerejo, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo kepada Surya, Sabtu (8/11/2014).
Sedangkan salah seorang pedagang cabe rawit, Ny Suprihatin (42) mengaku jika kenaikan harga cabe itu akibat dampak rencana kenaikan BBM.
Kondisi itu, diyakini juga bakal mengdongkrak harga kebutuhan pokok lainnya. Buktinya sebelum BBM dinaikkan sudah mendongkrak harga cabe rawit.
"Harga cabe rawit dua pekan kemrin hanya Rp 12.000 sampai Rp 18.000 per kilogram. Kemudian melonjak lagi naik menjadi Rp 30.000 per kilogram dan sekarang naik lagi menjadi Rp 40.000 per kilogram," ungkap pedagang sayur ini.
Selain itu kata Suprihatin menguraikan dampak rencana kenaikan BBM memicu sejumlah kebutuhan pokok dan komoditas di pasar tradisional harganya semakin semrawut.
Kondisi itu, membuat pedagang semakin resah. Apalagi, sebelum kenaikan BBM sejumlah komoditas sudah mengalami kenaikan harga.
"Kalau harga naik dan tak tentu itu membuat dagangan makin tak laku dan permintaan menurun. Kenaikan sayur tidak hanya pada cabe rawit, akan tetapi tomat juga ikut naik. Jika sebelumnya hanya seharga Rp 3.000 per kilogram sekarang naik menjadi Rp 5.000 per kilogram. Kalau cabe tak laku masih bisa dikeringkan, tetapi kalau tomat tak laku pasti membusuk," ucapnya.
Suprihatin memastikan kenaikan besar harga cabe bukan hanya disebabkan kemarau panjang, akan tetapi paling vital rencana kenaikan BBM itu.
"Memang kenaikan harga awal cabe itu karena petani kesulitan air. Tapi sekarang karena isu kenaikan BBM itu," pungkasnya.@ponxzhi
Sumber Berita : tribunnews.com
Kondisi itu, seperti yang terjadi pada harga cabe rawit yang sebelumnya hanya seharga Rp 27.000 sampai Rp 30.000 per kilogram naik menjadi Rp 40.000 per kilogram.
Tidak hanya itu, kenaikan juga terjadi pada komoditas tomat dari sebelumnya seharga Rp 3.000 per kilogram naik menjadi Rp 5.000 per kilogram.
Dipastikan jika kenaikan BBM diumumkan secara resmi, maka bakal mengdongkrak harga kebutuhan pokok lainnya seperti beras, minyak goreng, dan sejumlah kebutuhan pokok lainnya.
Ini menyusul, BBM belum dinaikkan harga cabe rawit dan tomat sudah mengalami kenaikan lebih dahulu.
Kenaikan harga cabe dan tomat itu, salah satunya terjadi di pasar Songgolangit, Kabupaten Ponorogo.
Menurut seorang konsumen cabe rawit, sepekan lalu harga cabe rawit masih berkisar Rp 18.000 per kilogram, akan tetapi pertengahan pekan kemarin sudah naik menjadi Rp 27.000 hingga Rp 30.000 per kilogram.
"Sekarang sudah menjadi Rp 40.000 per kilogram. Kalau hanya gagal panen karena musim kemarau tak mungkin naiknya drastis, kami tetap menduga kenaikan besar harga cabe karena rencana kenaikan BBM itu," terang Sriatun (39) warga Pulerejo, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo kepada Surya, Sabtu (8/11/2014).
Sedangkan salah seorang pedagang cabe rawit, Ny Suprihatin (42) mengaku jika kenaikan harga cabe itu akibat dampak rencana kenaikan BBM.
Kondisi itu, diyakini juga bakal mengdongkrak harga kebutuhan pokok lainnya. Buktinya sebelum BBM dinaikkan sudah mendongkrak harga cabe rawit.
"Harga cabe rawit dua pekan kemrin hanya Rp 12.000 sampai Rp 18.000 per kilogram. Kemudian melonjak lagi naik menjadi Rp 30.000 per kilogram dan sekarang naik lagi menjadi Rp 40.000 per kilogram," ungkap pedagang sayur ini.
Selain itu kata Suprihatin menguraikan dampak rencana kenaikan BBM memicu sejumlah kebutuhan pokok dan komoditas di pasar tradisional harganya semakin semrawut.
Kondisi itu, membuat pedagang semakin resah. Apalagi, sebelum kenaikan BBM sejumlah komoditas sudah mengalami kenaikan harga.
"Kalau harga naik dan tak tentu itu membuat dagangan makin tak laku dan permintaan menurun. Kenaikan sayur tidak hanya pada cabe rawit, akan tetapi tomat juga ikut naik. Jika sebelumnya hanya seharga Rp 3.000 per kilogram sekarang naik menjadi Rp 5.000 per kilogram. Kalau cabe tak laku masih bisa dikeringkan, tetapi kalau tomat tak laku pasti membusuk," ucapnya.
Suprihatin memastikan kenaikan besar harga cabe bukan hanya disebabkan kemarau panjang, akan tetapi paling vital rencana kenaikan BBM itu.
"Memang kenaikan harga awal cabe itu karena petani kesulitan air. Tapi sekarang karena isu kenaikan BBM itu," pungkasnya.@ponxzhi
Sumber Berita : tribunnews.com
Posting Komentar