Arya Yusa Dwicandra Section Head Communication Relations CSR MOR V Pertamina mengatakan, kekosongan stok solar di sejumlah SPBU di Jawa Timur terjadi karena adanya peningkatan mobilitas masyarakat. Sementara, stok solar bersubsidi di setiap SPBU berbeda-beda, sesuai yang sudah ditetapkan di akhir tahun lalu atau awal tahun ini.
“Kami mohon maaf untuk konsumen yang kesulitan mendapatkan solar bersubsidi. Saat ini kami melihat ada peningkatan mobilitas masyarakat yang berarti ekonomi sudah mulai membaik, terutama setelah penurunan level PPKM. Ada peningkatan permintaan di Jawa Timur antara 12-15 persen,” ujarnya kepada Radio Suara Surabaya, Senin (18/10/2021).
Saat ini Pertamina tengah mencari solusi terbaik dengan menyesuaikan kuota dan peningkatan permintaan. “Dalam sejarah 63 tahun Pertamina, baru dua tahun ini permintaan bahan bakar naik turun. Tahun lalu kami turun 20 persen, lalu naik lagi, PPKM turun lagi, sekarang naik lagi. Stok masih ada, tapi kita menjaga agar solar bersubsidi masih tersedia sampai akhir tahun,” kata Arya.
Arya menjelaskan, sesuai Perpres Nomor 191 Tahun 2014, penentuan kuota dan monitoring bahan bakar bersubsidi, termasuk solar di SPBU, dilakukan pemerintah bersama Pertamina dan stakeholder terkait. Range kuota solar di setiap SPBU per bulannya antara 40-500 KL, sesuai kebutuhan masyarakat di lokasi SPBU tersebut.
“Ada SPBU yang belum mendapatkan jatah alokasi lebih banyak. Rekan kami di lapangan masih berkoordinasi dengan stakeholder setempat untuk optimalisasi stok solar di SPBU,” tuturnya.
Di antara peningkatan permintaan tersebut, Pertamina menemukan masih ada konsumen yang tidak berhak membeli solar bersubsidi di sejumlah daerah.
“Saat ini kami mencatat nomor polisi kendaraan yang membeli solar subsidi. Kami menemukan masih ada kendaraan mewah mengisi solar dengan solar subsidi. Kami mohon bantuan seluruh konsumen yang mampu membeli bahan bakar di atas solar subsidi, sebaiknya membeli Pertamina Dex dan Dexlite. Sebab, solar subsidi ditujukan untuk memenuhi kebutuhan industri kecil, pertanian, dan perkebunan,” ujar Arya.(iss/rst)
Sumber Berita :
Posting Komentar