Selama tahun 2014, sebanyak 22.000 orang warga Kabupaten
Ponorogo, mengadu nasib menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di sejumlah
negara.
"Jumlah TKI Ponorogo cukup banyak, tahun 2014 mencapai 22.000 orang. Jumlah ini merupakan yang tertinggi kedua di Jawa Timur. Setelah Kabupten Malang sebanyak 24.000," ujar Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Ponorogo, Sumani, Rabu (21/1/2015).
Sumani mengatakan, dari jumlah 22.000 TKI tersebut, sebanyak 2.000 TKI di
antaranya merupakan TKI ilegal atau tidak melalui lembaga penyalur TKI yang
jelas. Kebanyakan para TKI Ponorogo tersebut memilih mengadu nasib atau bekerja
di Negara Malaysia, Hong Kong, Arab Saudi, Singapura, maupun Korea."Jumlah TKI Ponorogo cukup banyak, tahun 2014 mencapai 22.000 orang. Jumlah ini merupakan yang tertinggi kedua di Jawa Timur. Setelah Kabupten Malang sebanyak 24.000," ujar Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Ponorogo, Sumani, Rabu (21/1/2015).
Sementara, selama tahun 2014 tercatat ada 12 TKI yang meninggal dunia di negara tempatnya bekerja. "Jumlah ini menurun jika dibanding tahun 2013 kemarin sebanyak 14 TKI yang meninggal dunia," katanya.
Adapun, kasus kematian TKI asal Ponorogo yang terbaru adalah TKI Yuni Indah asal Desa Balong, Kecamatan Balong, Ponorogo. Yuni Indah merupakan TKI yang menjadi salah satu korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 di perairan Kalimantan akhir Desember 2014.
Ia bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Singapura selama empat tahun terakhir. Dia pulang ke Ponorogo selama satu bulan untuk menikmati masa cutinya sebelum akhirnya kembali ke Singapura dengan menumpang pesawat Air Asia QZ8501 pada tanggal 28 Desember 2014 lalu. [rdk/but]@ponxzhi
Dilangsir dari : .beritajatim.com

Posting Komentar