Profesi menjual koran teryata tidak mengurangi semangat seorang pemuda bernama Mustainul Fauzi yang tinggal di Jl Pasir Luhur, Desa Demangan, Siman, Ponorogo, untuk mengejar ilmu terbukti pemuda ini mampu menjadi Mahasiswa semester VI Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Prodi Komunikasi Universitas Muhammadiyah Ponorogo .
Pemuda ini rela nyambi menjadi loper koran demi mencari tambahan untuk biaya kuliah. Sesekali ketika mengalami krisis uang saku, maka jualan koran bisa menjadi dewi penolongnya.Meski demikian, menjadi loper koran bukan tanpa risiko. Status dia sebagai mahasiswa aktif, mau tak mau membuatnya harus pandai-pandai mengatur waktu antara belajar dan bekerja.
Pemuda ini Mulai menjajakan daganganya dilampu merah patung Sukowati,mulai pukul 06.00 pagi Tak hanya di Patung Sukowati, Fauzi juga menyisir kawasan pertokoan di Ponorogo., barulah Setelah jam kuliah dimulai sekitar jam 7.50 Pagi ia mengakhiri petualangannya dan bersiap ke Kampus Sering juga pemuda ini kena imbas. Terkadang terlambat untuk mengikuti jam perkuliahan.
Dari hasil penjualan koran pemuda ini mendapatkan keutungan senilai Rp. 1.500 setiap koran yang dijualnya, hasil penjualan koran itu sebagian disimpan, dan sebagian untuk tambah uang jajan sehari-hari.
Selepas kuliah sekitar pukul 12.00 WIB, Fauzi pun masih tak mau menyia-nyiakan kesempatan. Ia biasanya menyempatkan diri mampir ke warung kopi sambil menawarkan sisa-sisa koran yang belum laku. Jika beruntung, dalam sehari ia menjual semuanya, yakni 15 eksemplar. Tapi jika kurang mujur, laku tujuh koran pun sudah ia syukuri.
Dikutip
dari :
Solopos
Penulis : Rio Wicaksono
إرسال تعليق