Dirasa tidak memenuhi standar perpustakaan daerah (Perpusda) Ponorogo
mendapat sorotan dari Komisi D, DPRD Ponorogo. Terlebih juga terlihat
ada dualisme di tubuh Perpusda Ponorogo.
"Saat sidak tadi jelas bahwa Perpusda ada dualisme. Antara pimpinan dan staff tidak sejalan. Makanya perpustakaan tidak layak sama sekali," kata wakil komisi D Moh. Ubhail Islam kepada wartawan seusai sidak.
Ubhail mengatakan ketidakharmonisan antara pimpinan dan staffnya berdampak semuanya. Bahkan terhadap jumlah pengunjung.
Ubhail mengaku mengelus dada ketika masuk ruang perpustakaan dan melihat buku pengunjung. Sehari pengunjung tidak lebih dari 10 orang. "Sangat jauh berbeda daripada Perpusda di Jalan Juanda. Semenjak pindah di Jalan Trunojoyo semuanya tidak layak," tambahnya
Setali tiga uang dengan Ubhail, anggota komisi D lainnya, Wahyudi Purnomo juga menyoroti hal yang sama. Wahyudi mengaku kecewa dengan koleksi buku yang ada di Perpusda Ponorogo.
Dari data yang ada koleksi buku hanya 23.000 ribu. Itupun masih koleksi lama. Tidak ada koleksi buku baru sama sekali.
"Standarnya kan 50.000 buku. Ini separonya saja tidak ada. Bagaimana banyak pengunjung," protesnya.
Dia juga menyoroti letak Perpusda yang jauh dari kampus maupun sekolahan. Sehingga faktor tersebut membuat turunnya jumlah pengunjung.
Padahal program dari Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni, mencanangkan Ponorogo sebagai kota membaca.
"Ini nanti buat masukan Pemkab Ponorogo. Supaya Perpusda dipindah lokasinya. Biar ramai lagi. Tentunya bahan bacaannya tambah juga," paparnya. [mit/but]
Sumber : http://beritajatim.com/pendidikan_kesehatan/275708/ngelus_dada_lihat_perpustakaan_di_ponorogo.html
"Saat sidak tadi jelas bahwa Perpusda ada dualisme. Antara pimpinan dan staff tidak sejalan. Makanya perpustakaan tidak layak sama sekali," kata wakil komisi D Moh. Ubhail Islam kepada wartawan seusai sidak.
Ubhail mengatakan ketidakharmonisan antara pimpinan dan staffnya berdampak semuanya. Bahkan terhadap jumlah pengunjung.
Ubhail mengaku mengelus dada ketika masuk ruang perpustakaan dan melihat buku pengunjung. Sehari pengunjung tidak lebih dari 10 orang. "Sangat jauh berbeda daripada Perpusda di Jalan Juanda. Semenjak pindah di Jalan Trunojoyo semuanya tidak layak," tambahnya
Setali tiga uang dengan Ubhail, anggota komisi D lainnya, Wahyudi Purnomo juga menyoroti hal yang sama. Wahyudi mengaku kecewa dengan koleksi buku yang ada di Perpusda Ponorogo.
Dari data yang ada koleksi buku hanya 23.000 ribu. Itupun masih koleksi lama. Tidak ada koleksi buku baru sama sekali.
"Standarnya kan 50.000 buku. Ini separonya saja tidak ada. Bagaimana banyak pengunjung," protesnya.
Dia juga menyoroti letak Perpusda yang jauh dari kampus maupun sekolahan. Sehingga faktor tersebut membuat turunnya jumlah pengunjung.
Padahal program dari Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni, mencanangkan Ponorogo sebagai kota membaca.
"Ini nanti buat masukan Pemkab Ponorogo. Supaya Perpusda dipindah lokasinya. Biar ramai lagi. Tentunya bahan bacaannya tambah juga," paparnya. [mit/but]
Sumber : http://beritajatim.com/pendidikan_kesehatan/275708/ngelus_dada_lihat_perpustakaan_di_ponorogo.html
إرسال تعليق