Karena
kemiskinan seorang bocah perempuan berumur 10 tahun, mengalami lumpuh
dan kedua matanya tak bisa melihat. Badannya kurus kering, terbungkus
kulit, tak bisa bergerak. Dalam keadaan sakit, bocah ini tanpa
penanganan medis, karena tak memiliki biaya untuk berobat. Kini sang
bocah hanya ditemani neneknya, yang sudah tua.
Kondisi Jamilah, bocah perempuan berumur 10 tahun, warga dusun Sidowayah, desa Sidoharjo, kecamatan Kambon Ponorogo ini, tubuhnya sangat kurus, hanya tulang terbungkus kulit. Meski sudah berumur 10 tahun, berat badannya hanya sekitar 10 kilogram. Jauh di atas berat badan normal, yang raya rata 28 kilogram.
Bocah ini mengalami lumpuh dan ini tak bisa begerak, apalagi berjalan. Untuk menggeser tubuhnya saja, harus dibantu misinem neneknya. Selain tak bisa berjalan, tak bisa bicara dengan normal, bocah ini juga tak bisa melihat.
Melihat kondisi cucunya, Misinem hanya bisa bersedih dan terus meneteskan air mata. Ia tak tega melihat cucunya sakit seperti itu.
Seperti dikisahkan Misinem, kondisi ini berawal saat Jamilah masih bayi mengalami demam tinggi dan kejang. Sejak saat itu, kondisi kesehatannya terus menurun. Jamilah tak bisa bergerak, kesulitan bicara dan mulai terganggu penglihatannya. Dalam kondisi sakit tersebut, sang ibu, Painah, bercerai dengan wugu, ayahnya. Ibunya berangkat menjadi TKI di luar negeri. Sang anak dititipkan dari satu saudara ke saudara lainnya. Kini sang Jamilah dirawat neneknya.
Kini bocah tersebut mengalami sakit sesak nafas. Neneknya tak sanggup membawa cucunya berobat ke dokter, karena tak ada biaya. Jangankan untuk biaya berobat, untuk kebutuhan makan pun, sang nenek hanya mengandalkan pemberian dari anak akanya. Dalam kondisi sakit, Jamilah ditelantarkan di rumah, tanpa perawatan.
“Tidak bisa bicara, juga tidak bisa melihat ya seperti ini, bisanya cuma bilang mak. Saya ini ikut anak, cuma bantu. Saya tidak punya apa-apa. Kalau disuruh mengobatkan anak ini, kalau ada biayanya saya sanggup. Kalau gak ada biaya, nggak bisa kan? Saya ini tidak punya biaya. Untuk makan saja saya diberi sama anak saya. Ini dulu sakitnya apa, katanya step, (demam tinggi),” keluh Misinem.
Kini sang nenek hanya berharap, ada yang peduli dengan keadaan cucunya ini. Ada yang memberi bantuan untuk biaya pengobatan cucunya sampai sembuh. Ia sangat berharap cucunya bisa tumbuh normal seperti anak anak lain seusianya. (tim/reog.tv)
Sumber : Reog Tv
Kondisi Jamilah, bocah perempuan berumur 10 tahun, warga dusun Sidowayah, desa Sidoharjo, kecamatan Kambon Ponorogo ini, tubuhnya sangat kurus, hanya tulang terbungkus kulit. Meski sudah berumur 10 tahun, berat badannya hanya sekitar 10 kilogram. Jauh di atas berat badan normal, yang raya rata 28 kilogram.
Bocah ini mengalami lumpuh dan ini tak bisa begerak, apalagi berjalan. Untuk menggeser tubuhnya saja, harus dibantu misinem neneknya. Selain tak bisa berjalan, tak bisa bicara dengan normal, bocah ini juga tak bisa melihat.
Melihat kondisi cucunya, Misinem hanya bisa bersedih dan terus meneteskan air mata. Ia tak tega melihat cucunya sakit seperti itu.
Seperti dikisahkan Misinem, kondisi ini berawal saat Jamilah masih bayi mengalami demam tinggi dan kejang. Sejak saat itu, kondisi kesehatannya terus menurun. Jamilah tak bisa bergerak, kesulitan bicara dan mulai terganggu penglihatannya. Dalam kondisi sakit tersebut, sang ibu, Painah, bercerai dengan wugu, ayahnya. Ibunya berangkat menjadi TKI di luar negeri. Sang anak dititipkan dari satu saudara ke saudara lainnya. Kini sang Jamilah dirawat neneknya.
Kini bocah tersebut mengalami sakit sesak nafas. Neneknya tak sanggup membawa cucunya berobat ke dokter, karena tak ada biaya. Jangankan untuk biaya berobat, untuk kebutuhan makan pun, sang nenek hanya mengandalkan pemberian dari anak akanya. Dalam kondisi sakit, Jamilah ditelantarkan di rumah, tanpa perawatan.
“Tidak bisa bicara, juga tidak bisa melihat ya seperti ini, bisanya cuma bilang mak. Saya ini ikut anak, cuma bantu. Saya tidak punya apa-apa. Kalau disuruh mengobatkan anak ini, kalau ada biayanya saya sanggup. Kalau gak ada biaya, nggak bisa kan? Saya ini tidak punya biaya. Untuk makan saja saya diberi sama anak saya. Ini dulu sakitnya apa, katanya step, (demam tinggi),” keluh Misinem.
Kini sang nenek hanya berharap, ada yang peduli dengan keadaan cucunya ini. Ada yang memberi bantuan untuk biaya pengobatan cucunya sampai sembuh. Ia sangat berharap cucunya bisa tumbuh normal seperti anak anak lain seusianya. (tim/reog.tv)
Sumber : Reog Tv
إرسال تعليق