Ponorogo - Sebuah bendera berukuran jumbo
dibentangkan di Ponorogo untuk memperingati HUT ke-73 RI. Bendera tersebut
dibentangkan, tepatnya di Taman Sukosewu, Desa/Kecamatan Sukorejo, Kabupaten
Ponorogo.
Kepala Desa Sukorejo, Supriyanto, menjelaskan bendera berukuran 5 x 2 meter ini dibentangkan untuk memperingati HUT RI sekaligus sebagai simbol bersih desa yang terangkum dalam acara bertajuk Festival Sukosewu.
Awalnya bendera tersebut diarak keliling desa. Begitu tiba di Taman Sukosewu,
bendera tersebut dililitkan ke salah satu pohon asoka yang berada di tengah
taman. Prosesi ini juga diiringi lagu Indonesia Raya. Kepala Desa Sukorejo, Supriyanto, menjelaskan bendera berukuran 5 x 2 meter ini dibentangkan untuk memperingati HUT RI sekaligus sebagai simbol bersih desa yang terangkum dalam acara bertajuk Festival Sukosewu.
"Dibentangkan
di Sukosewu karena disini mempunyai nilai sejarah dalam memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia," tutur Supriyanto kepada detikcom di lokasi, Senin
(13/8/2018).
Dijelaskan
Supriyanto, Taman Sukosewu dianggap sebagai tempat bersejarah karena pernah
digunakan sebagai tempat persinggahan Pangeran Diponegoro dan pasukannya untuk
menambatkan kuda saat hendak bertempur.
Penamaan Taman Sukosewu ini sendiri juga diambil dari banyaknya pohon asoka di taman tersebut. "Diperkirakan Sukosewu ini sudah ada dari tahun 1825-1830 lalu," imbuhnya.
Penamaan Taman Sukosewu ini sendiri juga diambil dari banyaknya pohon asoka di taman tersebut. "Diperkirakan Sukosewu ini sudah ada dari tahun 1825-1830 lalu," imbuhnya.
Supriyanto
menambahkan, ini adalah kedua kalinya Desa Sukorejo menggelar acara serupa.
"Ini kali kedua. Tahun kemarin kami sudah menggelar acara serupa,"
ungkapnya.
Selain acara puncak pembentangan bendera merah putih berukuran jumbo, juga ada arak-arakan 30 tumpeng, puluhan umbul-umbul dan ratusan tektur. Tektur adalah semacam kentongan yang kerap dipukul jika ada kejadian pencurian di zaman dahulu.
Seluruh warga Desa Sukorejo pun diminta menampilkan berbagai kreativitas, mulai dari berdandan ala anggota wayang, warok, jathil, kakang senduk hingga ogoh-ogoh.
"Tahun ini yang berbeda ada penampilan tektur, kentongan maling yang biasanya dipakai jika ada kejadian pencurian jaman dulu," tambahnya.
Supriyanto pun berharap dengan adanya festival ini bisa ikut memeriahkan peringatan hari kemerdekaan RI, termasuk mempererat persatuan warga.
"Ini juga jadi persembahan warga Sukorejo sebagai simbol dalam menjaga persatuan dan kesatuan," pungkasnya.
(lll/lll)
Selain acara puncak pembentangan bendera merah putih berukuran jumbo, juga ada arak-arakan 30 tumpeng, puluhan umbul-umbul dan ratusan tektur. Tektur adalah semacam kentongan yang kerap dipukul jika ada kejadian pencurian di zaman dahulu.
Seluruh warga Desa Sukorejo pun diminta menampilkan berbagai kreativitas, mulai dari berdandan ala anggota wayang, warok, jathil, kakang senduk hingga ogoh-ogoh.
"Tahun ini yang berbeda ada penampilan tektur, kentongan maling yang biasanya dipakai jika ada kejadian pencurian jaman dulu," tambahnya.
Supriyanto pun berharap dengan adanya festival ini bisa ikut memeriahkan peringatan hari kemerdekaan RI, termasuk mempererat persatuan warga.
"Ini juga jadi persembahan warga Sukorejo sebagai simbol dalam menjaga persatuan dan kesatuan," pungkasnya.
(lll/lll)
Sumber Berita : detik.com
إرسال تعليق