Hambat Aktivitas, Banjir Ponorogo Juga Genangi Puluhan Padi Siap Panen

Hujan deras di wilayah Kabupaten Ponorogo bagian selatan, Provinsi Jawa Timur, mengakibatkan volume air Sungai Jeruk meluap. Tidak hanya menggenangi puluhan hektare tanaman padi milik petani dari empat desa, dua kecamatan saja, namun juga menutup akses jalan utama Desa Bajang, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo yang menjadi satu-satunya akses bagi warga empat desa itu sendiri
“Keempat desa itu meliputi Desa Bajang, Desa Karangan dan Desa Ngampel, Kecamatan Balong serta Desa Kunti, Kecamatan Bungkal. Sampai Selasa (24/3) pagi ini genangan banjir masih belum juga surut setelah kemarin sempat merendam badan jalan,” ujar Kepala Desa Bajang, Ninik Setyowati (41) yang dikonfirmasi tadi pagi.
Akses jalan yang terendam banjir tersebut menghambat warga yang akan menuju pasar dan ribuan pelajar SD dan SMP dari keempat desa itu.
“Ketinggian air yang menutup jalan sekitar 50-75 sentimeter (cm). Banjir luapan Sungai Jeruk ini terjadi setiap kali turun hujan deras. Ini terjadi sejak tahun 2011 akibat badan sungai dangkal dan menyempit,” tandas Ninik Setyowati.
Ia sudah berulang kali mengusulkan kepada Pemkab Ponorogo untuk program normalisasi Sungai Jeruk. Ia berharap genangan banjir tidak sampai tiga atau empat hari merendam tanaman padi, karena bisa mengakibatkan bulir padi membusuk.
Banyak petani dari keempat desa yang menjadi langganan banjir itu mengeluh karena tanaman padi mereka yang sebenarnya pekan depan sudah waktunya panen, kini malah terendam banjir. “Kalau banjir tahun lalu terjadi pada saat petani musim tanam, lha kalau sekarang justru mau panenan,” ujar Slamet Hariadi (55) petani asal Dusun Taro, Desa
Bajang, Kecamatan Balong, yang dihubungi semalam. Dusun Taro dan Dusun Doplang menurut Slamet masih terus terandam banjir kiriman dari wilayah Bungkal dan Slahung.
Disebutkan, banjir itu bisa jadi akan berlangsung lama karena ada tanggul jebol di Sungai Jeruk di Dusun Buthung, Desa Bajang dan di Desa Bedi Kulon, Kecamatan Bungkal.  “Dampaknya wilayah kami ini, meski tak ada kerusakan rumah tapi menjadi  penampungan air banjir,” ujar Slamet lagi.
Sementara itu Kapolsek Balong, AKP Sukamto mengakui penyebab luapan banjir lebih parah menerjang Desa Bajang karena ada tanggul jebol di wilayah Desa Bedi Kulon, Kecamatan Bungkal. Banjir tersebut menurut dia karena selain aliran Sungai Jeruk yang  terhambat akibat pendangkalan Bajang, tambahnya.

Penulis: Aries Sudiono/CAH

Sumber:Suara Pembaruan dan beritasatu.com

Post a Comment

أحدث أقدم